Terlempar dari Gubuk Tercinta

Betapa miris kian terkoyak jiwa dan batinku

Terusir dari gubug yang tercinta dengan hina

Enyahlah anak istriku dari gubuk tercinta

Kutak tahu kemana arah tinggalku berpihak

Setelah buldoser-buldoser menghantam rata gubukku

Gubukku disulap bak sebuah gedung mewah

Tak berdaya dan lemah menghadapi kaum oligarki 

Yang tanpa nurani merampas hak semena-mena

Yang ada hanyalah ratapan sedih dan air mata yang mengalir deras

Terkapar lemas anak istriku mau kemana lagi 

Bingung kian lama tanpa henti

Mata pencaharianku nyaris terputus 

Mau berbuat apalagi saat aku tak ada kerja

Terlebih anak-anakku masih mengenyam bangku sekolah

Terlebih pula saat istiku mengandung janin 

Ya Tuhan aku bingung apa yang harus kuperbuat 

0 Response to "Terlempar dari Gubuk Tercinta"

Post a Comment