Data BPS Juli Inflasi Kelompok Kesehatan Paling Tinggi

JawaPos.com â€" Setelah mengalami deflasi 0,16 persen pada Juni lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada bulan lalu terjadi inflasi sebesar 0,08 persen. Kepala BPS Margo Yuwono menuturkan, inflasi disebabkan adanya kenaikan harga yang ditunjukkan meningkatnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.
“’Terkait PPKM, di sektor kesehatan inflasinya paling tinggi. Dilihat dari subkelompok pada kesehatan, yang harganya naik adalah obat-obatan dan produk kesehatan sebesar 0,47 persen,†ujar Margo Senin (2/8).
Selain itu, komoditas yang memberikan andil ke inflasi adalah cabai rawit sebesar 0,03 persen. Kemudian, komoditas lain seperti tomat, bawang merah, dan rokok keretek filter masing-masing 0,01 persen. Ada juga kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,08 persen; perumahan, air, dan listrik 0,05 persen; serta perlengkapan rumah tangga 0,11 persen.
Dari 11 kelompok pengeluaran, ada dua yang mengalami deflasi. Yakni, kelompok transportasi dan perawatan pribadi. “Pada transportasi terjadi deflasi 0,01 persen. Andilnya relatif kecil. Kemudian, kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya deflasi 0,07 persen,†tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPS Jawa Timur (Jatim) Dadang Hardiwan memaparkan, inflasi Jatim pada Juli 2021 mencapai 0,17 persen alias dua kali lipat dari angka nasional. Kondisi tersebut disebabkan adanya kenaikan harga makanan dan minuman (mamin) serta jasa pendidikan.
“Dua komoditas penyumbang inflasi terbesar adalah cabai rawit yang harganya naik 33 persen dan bawang merah yang harganya naik 9,3 persen,†ungkapnya.
0 Response to "Data BPS Juli Inflasi Kelompok Kesehatan Paling Tinggi"
Post a Comment